Kamera CCTV
Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 April 2014

5 Suku di Indonesia Yang Hampir Punah

Ribuan suku di Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Diantara mereka ada yang sudah menerima Kebudayaan baru dan berasimilasi dengan budaya lain. Namun diantara meraka ada juga suku yang tetap mempertahankan segala tradisi mereka. Sayangnya diantara suku di Indonesia yang masih tradisional tersebut, seoalah-olah kalah dan tergerus dengan budaya lainnya dan hanya sedikit yang mampu mempertahankan identitas mereka, dan itu pun hampir saja punah. Banyak hal yang menjadi penyebab, diantaranya tergusurnya lahan mereka beralih menjadi lahan modern serta tidak adanya perhatian dari pemerintah tentang keberadaan suku-suku tersebut.

Berikut ini beberapa suku di Indonesia yang disinyalir akan segera punah alias tak ada generasi penerusnya.

1. Suku Sakai di Riau

Suku Sakai merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang hidup di pedalaman Riau, Sumatera. Suku Sakai merupakan keturunan Minangkabau yang melakukan migrasi ke tepi Sungai Gasib, di hulu Sungai Rokan, pedalaman Riau pada abad ke-14. Seperti halnya Suku Ocu (penduduk asli Kabupaten Kampar), Orang Kuantan, dan Orang Indragiri, Suku Sakai merupakan kelompak masyarakat dari Pagaruyung yang bermigrasi ke daratan Riau berabad-abad lalu. Sebagian besar masyarakat Sakai hidup dari bertani dan berladang. Tidak ada data pasti mengenai jumlah orang Sakai. Data kependudukan yang dikeluarkan oleh Departemen Sosial RI menyatakan bahwa jumlah orang Sakai di Kabupaten Bengkalis sebanyak 4.995 jiwa.

Suku Sakai selama ini sering dicirikan sebagai kelompok terasing yang hidup berpindah-pindah di hutan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, alam asri tempat mereka berlindung mulai punah. Kawasan yang tadinya hutan, berkembang menjadi daerah industri perminyakan, usaha kehutanan, perkebunan karet dan kelapa sawit, dan sentra ekonomi. Komposisi masyarakatnya pun menjadi lebih heterogen dengan pendatang baru dan pencari kerja dari berbagai kelompok masyarakat yang ada di Indonesia (Jawa, Minang, Batak, dsb). Akibatnya, masyarakat Sakai pun mulai kehilangan sumber penghidupan, sementara usaha atau kerja di bidang lain belum biasa mereka jalani.

2. Suku Togutil di Halmahera

Suku Togutil adalah kelompok etnis yang hidup di hutan-hutan secara nomaden di sekitar hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo dan Buli yang termasuk dalam Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Yang perlu diingat, Orang Togutil sendiri tak ingin disebut "Togutil" karena Togutil bermakna konotatif yang artinya "terbelakang". 

Kehidupan mereka masih sangat tergantung pada keberadaan hutan-hutan asli. Mereka bermukim secara berkelompok di sekitar sungai. Komunitas Togutil yang bermukim di sekitar Sungai Dodaga sekitar 42 rumah tangga. Rumah-rumah mereka terbuat dari kayu, bambu dan beratap daun palem sejenis Livistonia sp. Suku Togutil yang dikategorikan suku terasing tinggal di pedalaman Halmahera bagian utara dan tengah, menggunakan bahasa Tobelo sama dengan bahasa yang dipergunakan penduduk pesisir, orang Tobelo. Orang Togutil penghuni hutan yang dikategorikan sebagai masyarakat terasing, sementara orang Tobelo penghuni pesisir yang relatif maju.

Kehidupan Orang Togutil sesungguhnya amat bersahaja. Mereka hidup dari memukul sagu, berburu babi dan rusa, mencariikan di sungai-sungai, di samping berkebun. Mereka juga mengumpulkan telur megapoda, damar, dan tanduk rusa untuk dijual kepada orang-orang di pesisir. Kebun-kebun mereka ditanami dengan pisang, ketela, ubi jalar, pepaya dan tebu. Namun karena mereka suka berpindah-pindah, dapat diduga kalau kebun-kebun itu tidak diusahakan secara intesif. Dengan begitu, sebagaimana lazimnya di daerah-daerah yang memiliki suku primitif, hutan di daerah ini tidak memperlihatkan adanya gangguan yang berarti.

3. Suku Anak Dalam di Jambi

Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di PulauSumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Mereka mayoritas hidup di provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang.Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang m lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari Pagaruyung, yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat kenyataan adat suku Anak Dalam punya kesamaan bahasa dan adat dengan suku Minangkabau, seperti sistem matrilineal.

Secara garis besar di Jambi mereka hidup di 3 wilayah ekologis yang berbeda, yaitu Orang Kubu yang di utara Provinsi Jambi (sekitaran Taman Nasional Bukit 30), Taman Nasional Bukit 12, dan wilayah selatan Provinsi Jambi (sepanjang jalan lintas Sumatra). Mereka hidup secara nomaden dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun banyak dari mereka sekarang telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya. Kehidupan mereka sangat mengenaskan seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan, dan proses-proses marginalisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan suku bangsa dominan (Orang Melayu) yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan.Mayoritas suku kubu menganut kepercayaan animisme, tetapi ada juga beberapa puluh keluarga suku kubu yang pindah keagama Islam.

4. Suku Mentawai di Sumatera Barat

Di provinsi Sumatera Barat terdapat satu suku yang memiliki banyak kekhasan. Suku tersebut adalah suku Mentawai. Suku Mentawai terdapat di kepulauan Mentawai yang terdiri dari pulau-pulau yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Secara turun temurun, suku Mentawai hidup sederhana di dalam sebuah Uma. Uma merupakan rumah yang terbuat dari kayu pohon. Arsitektur bangunan rumah Mentawai berbentuk panggung. 

Kesederhanaan hidup suku Mentawai terlihat dari cara mereka berpakaian. Pada umumnya, pakaian suku Mentawai masih tradisional. Kaum lelaki Mentawai masih mengenakan Kabit yakni penutup bagian tubuh bawah yang hanya terbuat dari kulit kayu. Sementara bagian tubuh atas dibiarkan telanjang begitu saja tanpa mengenakan sehelai kain. Sikerei, tetua di Mentawai-pun masih mengenakan Kabit. Lain halnya dengan kaum wanita, untuk menutup tubuh bagian bawah, mereka menguntai pelepah daun pisang hingga berbentuk seperti rok. Sementara untuk tubuh bagian atas, mereka merajut daun rumbia hingga berbentuk seperti baju.

5. Suku Samin di Bojonegoro

Suku Samin, adalah suatu kelompok masyarakat yang terdapat di daerah Blora provinsi Jawa Tengah dan Bojonegoro provinsi Jawa Timur. Pemukiman suku Samin ini berada di tengah hutan, mereka sengaja menjauhkan diri dari kehidupan keramaian dan menjalankan tradisi hidup mereka yang berbeda dengan masyarakat kebanyakan. Mereka memperlakukan alam dengan baik. Mengambil kayu bakar hanya seperlunya dan tidak mengeksploitasi secara berlebihan. Mereka lebih suka berjalan kaki, sejauh apapun yang mereka tempuh. Mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Semua ini mereka jalani karena sesepuh mereka, Samin Surosinteko merupakan penentang keras materialisme dan kapitalisme yang dibawa oleh kolonial Belanda.


Baca Juga : 

Minggu, 30 Maret 2014

Pentingnya Mengolah Limbah Sampah

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. Untuk itu kita harus lebih sadar akan pentingnya kebersihan, pentingnya membuang sampah pada tempatnya, dan pentingnya bagaimana kita mengelola sampah tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna.

Terdapat 2 macam sampah yang bisa kita daur ulang yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik bisa kita gunakan untuk pakan hewan, di beberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi, unggas. Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan. Selain untuk pakan binatang sampah organik juga bisa digunakan untuk membuat kompos.

(Limbah sayuran untuk pakan hewan)

(Pupuk kompos)

Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak ataupun untuk membuat pupuk kompos. Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak tersebut.

Sedangkan sampah anorganik seperti botol, kertas, plastik dan kaleng, sampah-sampah ini merupakan limbah yang paling sukar untuk terurai dibandingkan dengan sampah organik. Sebelum limbah-limbah ini dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah ini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang. contohnya saja seperti plastik untuk menaruh belanjaan dari pada kita buang masih bisa kita gunakan untuk membuat sesuatu yang lebih berguna seperti untuk membuat tas, sendal, dan lainnya. Dibawah ini beberapa foto-foto hasil dari limbah anorganik.

(Tas dari sampah plastik)

(Dompet dari limbah plastik)

Mulai dari saat ini belajarlah bagaimana mengolah barang yang anda kira sampah ataupun limbah untuk menjadi sesuatu yang lebih berguna. Selain berguna juga kita bisa mengurangi tercemarnya lingkungan kita karena terlalu banyaknya sampah atau limbah yang banyak berserakan dimana-mana.

Senin, 17 Maret 2014

Lebih Baik Cerdas atau Pintar ?



Setiap manusia pasti memiliki akal dan akal tersebut digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Orang yang dapat menyelesaikan suatu masalah bisa juga dibilang pintar atau cerdas. Namun, arti kata antara pintar dan cerdas memiliki makna yang berbeda.

Orang yang pintar memiliki kemampuan untuk menyerap informasi. Ketika anda mampu membaca dan mengambil ilmu pengetahuan dari buku atau informasi yang anda serap ataupun anda memecahkan suatu masalah hanya dengan cara yang biasa digunakan oleh orang lain, anda bisa dibilang cukup pintar. Akan tetapi, kepintaran berhenti disitu saja. Orang pintar memiliki banyak pengetahuan, akan tetapi kadang menghambatnya dalam pengambilan keputusan, karena pengetahuan yang banyak itu memberikan banyak informasi.

Orang yang cerdas memiliki kemampuan untuk mengelola kepintaran. Biasanya, orang yang sukses orang yang tidak terlalu pintar, akan tetapi bisa mengelola orang pintar. Orang cerdas mampu menyelesaikan suatu masalah tidak hanya menggunakan cara yang sama seperti orang lain melainkan menggunakan cara baru yang ia buat sendiri. Kecerdasan membuat anda tahu siapa orang pintar yang cocok mengerjakan jenis pekerjaan tertentu. Kecerdasan pula mampu membuat anda bisa mengambil keuntungan dari kombinasi kepintaran.

Contoh Kasus :

Kalau orang yang pintar sebelum mau mandi pasti sudah mempersiapkan gayung sebagai peralatan mandinya sedangkan kalau orang yang cerdas hanya membawa peralatan seadanya, begitu dilokasi orang yang pintar akan mandi dengan gayungnya sedangkan orang yang cerdas pasti mencari botol plastik lalu dibelah hingga berfungsi sama seperti gayung atau mungkin menggunakan batok kelapa atau alat lainnya yang bisa digunakan untuk menggantikan gayung.

Kesimpulannya kalo menurut saya, saya lebih memilih menjadi orang cerdas karena orang pintar belum tentu cerdas akan tetapi kalo orang cerdas pasti pintar. Bagaimana menurut anda ?

Minggu, 09 Maret 2014

11 Kelebihan Manusia Yang Membedakannya Dengan Mahluk Lain


Bersyukurlah kita karena hidup dan terlahir sebagai manusia. Manusia memiliki kelebihan yang membedakannya dengan mahluk lain yang ada di bumi. Manusia memiliki lima panca indra, memiliki akal, dan rasa untuk berbagi untuk ke sesama.

Dalam penelitiannya, para ilmuwan menyimpulkan bahwa ada 11 kelebihan manusia yang membuatnya lebih istimewa dibandingkan dengan makhluk lainnya.


1. Akal Pikiran


Walau sama-sama masuk dalam kingdom binatang, manusia unggul karena memili akal pikiran yang dapat berpikir. Dengan akal pikiran manusia mampu mengontrol emosinya. Itulah yang menyebabkan manusia berbeda dengan hewan dan tumbuhan.


2. Belajar

Kelebihannya selanjutnya yaitu belajar. Manusia mampu mempelajari sesuatu hal yang benar atau salah. Dengan belajar juga bagaimana manusia menjalankan hidupnya di bumi, belajar bagaimana berinteraksi dengan mahluk lainnya.



3. Menggunakan Pakaian


Manusia juga satu-satunya anggota kerajaan hewan yang menggunakan pakaian. Mungkin karena memang tubuhnya tergolong telanjang. Perkembangan pola berpakaian ini dipengaruhi juga oleh evolusi.


4. Memiliki Rasa Malu


Manusia juga satu-satunya spesies yang bias merasa malu, tersipu-sipu. Darwin menyebutnya sebagai perilaku paling khas dan unik disbanding ekspresi lain yang dilakukan mahluk hidup.


5. Bicara


Laring atau kotak suara kita ada di bagian terbawah tenggorokan, jauh lebih rendah letaknya dibanding simpanse. Ini membuat kita mampu mengucapkan banyak kata dan mampu berbicara daripada bangsa primata lain. Kita mulai memiliki kemampuan ini sejak 350.000 tahun lalu, saat nenek moyang manusia mulai bisa berbicara dengan baik.


6. Tidak Berbulu


Dibanding kerabat kita para kera, kita ini termasuk telanjang, lho. Ya, sebab bagi bangsa primata, bulu itu semacam pakaian alami. Walau tidak ditumbuhi bulu sama panjang dengan bangsa monyet, justru bulu di tubuh kita jauh lebih lebat kalau dihitung rata-rata jumlah produksinya. Untung lah bulu itu tidak sama panjang dengan bulu monyet ya!


7. Mengontrol Api


Adakah hewan atau tanaman yang mampu mengontrol api ? Tidak ada. Hanya manusia, mahluk hidup yang dapat mengendalikan api, lalu memanfaatkannya untuk kehidupan. Mulai dari sebagai penghangat, penerang, sampai memasak dan membuat alat.


8. Postur Tubuh Lurus


Manusia tergolong bangsa primata, namun manusia lah yang mampu berjalan tegak lurus. Ini membuat tangan kita bebas bekerja, tak seperti primata lain yang menggunakan tangan sebagai penopang tubuh untuk berjalan. Kita hanya memerlukan tangan untuk berjalan saat masih bayi saja. Bayangkan kalau kita terus-terusan merangkak, pastinya agak susah menciptakan komputer atau segala teknologi canggih saat ini kan?


9. Masa Kanak-kanak Panjang


Dibanding hewan lain atau sebangsa primata, manusia menghabiskan paling banyak waktu bersama orang tuanya. Alasan paling masuk akal menurut ilmuwan adalah karena manusia memerlukan lebih banyak waktu untuk mengembangkan otaknya yang sangat kompleks dan memang lebih unggul disbanding mahluk hidup lain.


10. Hidup Lama Setelah Reproduksi


Sebagian besar hewan hidup tidak lama setelah mereka melakukan reproduksi. Tapi manusia, khususnya yang perempuan, masih bias hidup lama setelah mereka melahirkan. Ilmuwan menduga ini disebabkan adanya ikatan social di antara manusia, terutama keluarga besar. Kakek dan nenek bias membantu mengasuh anak atau sekedar memberi perhatian. Itu adalah keadaan yang tidak berlaku pada hewan.

11. Bentuk Jari



Manusia bukan satu-satunya “hewan” yang mampu memegang benda dengan tangannya melalui bentuk jari yang ideal. Bangsa primata lain seperti kera juga mampu melakukannya. Yang membuat manusia unik adalah bentuk jari dan ukurannya saling berbeda satu sama lain. Setiap jari memiliki fungsi berbeda dalam melakukan suatu tugas. Ini membuat jari-jari kita bisa menulis dengan baik, memetik gitar, dan memanfaatkan objek lainnya. Hal yang tak bisa dilakukan bangsa primata lain sebaik kita.

Rabu, 26 Februari 2014

Inilah Alasan Kenapa Manusia Purba Berjalan dengan 2 Kaki



Selama ini, banyak teori soal kehidupan manusia purba yang telah dipublikasikan. Dan kini, peneliti Universitas York, Inggris, meyakini bila cara berjalan manusia purba yang tegak lurus, dengan dua kaki, berawal dari lanskap kasar Timur serta Afrika Selatan. Panorama ini sendiri terbentuk selama zaman Pliosen, dan disebabkan oleh gunung berapi serta pergeseran lempeng tektonik. Hominin, nenek moyang manusia, tertarik menuju wilayah itu karena menawarkan perlindungan dan kesempatan untuk menjebak mangsa.


“Studi arkeolog Universitas York, Inggris, yang dikembangkan bersama peneliti Institut de Physique du Globe di Paris, ini telah menantang teori evolusi sebelumnya,” tulis Daily Mail.



Dulu, awal manusia menjadi bipedal atau berjalan dengan dua kaki berangkat dari teori: manusia purba hidup dengan empat kaki di atas pohon. Kemudian mereka berevolusi dan dapat berjalan tegak ketika turun dari pohon pada saat perubahan iklim. Hingga mengurangi vegetasi pohon.



Dr. Isabelle Winder, dari Departemen Arkeologi di York mengatakan, penelitian ini menunjukkan bahwa bipedalisme lebih mungkin dikembangkan sebagai respon terhadap medan. Ketimbang reaksi akan perubahan vegetasi. Evolusi ini pun tidak hanya bermanfaat dalam hal keamanan dan mencari makanan, tetapi juga meningkatkan keterampilan memanjat dan menyeimbangkan tubuh. Dipublikasikan dalam Jurnal Antiquity, penelitian ini menunjukkan bila tangan dan lengan hominin kemudian dibiarkan bebas untuk mengembangkan ketangkasan dan penggunaan alat-alat. 



"Permukaan tanah yang bervariasi mungkin turut berkontribusi untuk meningkatkan keterampilan kognitif seperti navigasi dan kemampuan komunikasi, akuntansi untuk evolusi lanjutan dari otak, dan fungsi sosial, seperti kerjasama,” kata Winder.



Selanjutnya, Winder mengatakan, hipotesis ini membuka teori baru tentang vegetasi tradisional atau spekulasi perubahan iklim. Bahkan penelitian itu menjelaskan semua proses kunci dalam evolusi hominin dan memberikan skenario yang lebih meyakinkan daripada hipotesis sebelumnya.


sumber : TEMPO.CO

Jumat, 14 Februari 2014

Alasan Mengapa Seorang Muslim Dilarang Merayakan Valentine



Pembuktian Cinta yang Konyol: Valentine

Oleh: Ardiannur Ar Royya

Penggiat Diskusi di CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst)

Kebenaran Valentine     
      
Setelah Pesta Tahun Baru ditiap awal tahun, kini masyarakat pun sibuk dengan ‘pesta’ cinta berikutnya. Bulan Februari yang dikenal sebagai sebuah bulan yang penuh kasih sayang dan cinta, masyarakat dunia pun tentu tidak ada yang tidak tahu bahwa setiap tanggal 14 Februari akan ada sebuah perayaan besar bernama Valentine Day's.
Perayaan ini dahulunya adalah salah satu hari raya bangsa Romawi yang menganut paganisme (menyembah berhala) semenjak lebih dari 17abad yang lalu. Perayaan valentine tersebut dimaksudkan oleh mereka sebagai sebuah pengungkapan dan pembuktian cinta kepada sesembahan mereka.

Para ahli sejarah mengatakan bahwa dasar dan sejarah dari asal muasal hari kasih sayang ini kebanyakan memiliki latar belakang yang tidak jelas sama sekali. Memang dari beberapa sejarah yang menjadi dasar akan adanya hari kasih sayang ini memiliki beberapa kesamaan terutama dari nama tokoh sejarah yang sama, namun dari segi alur cerita, waktu dan tempat terjadinya ternyata terdapat banyak sekali versi.
Masalah ini timbul karena budaya hari kasih sayang ini hanyalah sebuah budaya yang diturun temurunkan oleh Bangsa Romawi kepada keturunan mereka berikutnya termasuk kepada kaum nasrani pewaris mereka.

Di sisi lain, ada pula para ahli sejarah yang mencoba mengurutkan sejarahnya. Mereka mengatakan bahwa budaya ini telah ada semenjak abad ke-4 SM. Pada awalnya bukanlah bernama Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang, dan tanggalnya pun bukan tanggal 14 Februari.

Dikatakan bahwa cikal bakal budaya tersebut ada pada budaya perayaan yang dilaksanakan setiap tanggal 15 Februari. Perayaan tersebut ditujukan untuk menghormati Dewa Lupercus (dewa kesuburan yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing), acara ini dilakukan dengan mengadakan sebuah upacara dan di dalamnya diselingi dengan sebuah sesi untuk mengambil undian dengan tujuan untuk mencari pasangan.

Para gadis atau wanita yang tidak punya pasangan akan menuliskan namanya dalam sebuah kertas kemudian memasukkannya ke dalam sebuah tempat untuk mengundi. Berikutnya para lelaki akan menarik gulungan kertas yang ada secara acak yang berisikan nama para wanita tadi.

Kemudian mereka menikah untuk periode satu tahun hingga upacara tahun depannya lagi dan sesudah itu mereka bisa ditinggalkan begitu saja. Dan kalau sudah tidak memiliki pasangan lagi, para wanita tadi pun akan melakukan hal yang sama kembali dan seterusnya.
Sementara itu, diceritakan pula bahwa pada 14 Februari 269 M telah meninggal seorang pendeta kristen sekaligus seorang dokter (tabib) dan dikenal dengan nama Valentine. Pada saat itu ia hidup di masa Kaisar Claudius yang dikenal luas sebagai seorang kaisar yang kejam., dan ia sangat membenci kaisar tersebut.

Kaisar Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar dan kuat, karena itulah ia menginginkan semua pria yang ada di wilayah kerajaannya bergabung di dalamnya dan menjadi pasukannya.

Sayangnya, banyak orang yang menentang keinginannya ini. Hal ini disebabkan karena para pria tidak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Tentu saja hal ini membuat Kaisar Claudius marah dan ia pun memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide yang sangat gila.

Kaisar Claudius berpikir jika para pria tidak menikah maka mereka tidak akan memiliki alasan lagi untuk tidak bergabung menjadi pasukan kerajaannya. Lalu Kaisar Claudius pun melarang adanya pernikahan di kerajaannya. Masyarakat di dalam kerajaannya menganggap bahwa ide ini sangat tidak masuk akal, terutama para pasangan muda. Karenanya St. Valentine pun menolak ide gila Kaisar Claudius ini.

St. Valentine pun tetap melaksanakan aktivitasnya untuk menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia sebagai seorang pendeta. Lama kelamaan aksi ini akhirnya diketahui oleh Kaisar Claudius dan kontan kaisar pun langsung marah.
Awalnya ia hanya memberikan peringatan kepada St. Valentine namun tidak pernah digubris dan St. Valentine tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.

Hingga pada suatu malam, ia tertangkap basah ketika memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun sayang St. Valentine tidak berhasil melarikan diri dan akhirnya ia pun dijebloskan ke dalam penjara. Keesokan harinya ia divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya.

Kematian St. Valentine ini bertepatan dengan tanggal 14 Februari. Kisahnya pun menyebar dan meluas ke seluruh Roma hingga tak ada seorang pun yang tak mengetahui cerita ini. Kakek dan nenek mewariskan cerita ini ke anak cucunya dan seterusnya.
Pada tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang sebelumnya dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi oleh gereja. Beberapa tahun kemudian, tanggal perayaan diganti menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan bahkan pengkultusan (pengagungan) pada dirinya. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan “Valentine Days”

Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang atau Valentine Day’s ini pun menjadi semacam rutinitas atau budaya ritual bagi kaum gereja. Agar tidak terlihat formal, maka perayaan ini dibungkus dengan saling memberi hadiah dan hiburan-hiburan.

Free Sex on Valentine

Jika kita mengartikan valentine sebatas pada berbagi hadiah, coklat, mengucapkan rasa kasih sayang maka sesungguhnya kita telah keliru. V-Day tidak hanya berhubungan dengan hal-hal tersebut, akan tetapi juga identik dengan kondom dan seks bebas.

Berdasarkan pantauan dari beberapa daerah, permintaan kondom menjelang valentine meningkat pesat. Di Kota Medan misalnya, berdasarkan pantauan dari wartawan Antara, ternyata ditemukan fakta bahwa penjualan kondom di apotek meningkat pesat. Parahnya, fenomena ini terjadi merata hampir di semua daerah.

Pada dasarnya fenomena ini tidaklah aneh. Fakta lain pernah disampaikan oleh dr. Andik Wijaya, M. Rep.Med, seorang seksolog dari Surabaya. “Sekarang V-Day nuansanya cenderung romantis dan erotis” tuturnya.

Tentu ini bukan omong kosong, salah satu faktor yang mengsukseskan erotisme saat perayaan Valentine adalah makanan khas V-Day berupa coklat. Menurut dr. Andik, coklat mengandung zat yang disebut Phenyletilamine atau zat yang bisa membangkitkan gairah seksual.

Budaya Valentine memang telah bertranformasi menjadi berbagai macam budaya yang ada. Di Inggris, pada 14 Februari malah dicanangkan sebagai Hari Impoten Nasional dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman impotensi 2 juta pria inggris.
Bahkan di AS lebih parah lagi, 14 Februari dijadikan sebagai Pekan Kondom Nasional yang dimaksudkan sebagai kampanye nasional penggunaan kondom, karena setiap perayaan V-Day selalu diikuti dengan peningkatan kasus HIV/AIDS.

Padahal tingkat kegagalan kondom mencapai 33,3 persen, sehingga bisa dikatakan bahwa kondom tidak bisa mencegah secara penuh penularan penyakit mematikan ini.
Bagaimana dengan di Indonesia? 14 Februari memang tidak hanya menjadi satu momen untuk menyatakan cinta dari para pasangan muda namun juga telah jauh terjerumus pada sebuah perayaan maksiat yang sedemikian luar biasa besar.

Perilaku seks bebas yang meningkat ketika Hari Kasih Sayang ini bukanlah sebuah isapan jempolan belaka, namun memang benar adanya. Kita bisa melihat di minimarket-minimarket di kota-kota besa, di sana bisa kita temukan ketika mendekati Hari Kasih Sayang ini berbagai macam produk makanan yang dijual bersamaan dengan kondom, seperti coklat misalnya.
Ini adalah indikasi besar bahwa memang pada tanggal 14 Februari ini akan terjadi aktivitas free sex secara besar-besaran, dan untuk memfasilitasi hal tersebut maka dijualah berbagai macama produk makanan berhadiah kondom.

Seks bebas memang sudah menjadi semacam kebudayaan di kota-kota besar. Terbukti 1,3 juta Anak Baru Gede (ABG) di Jakarta pernah melakukan hubungan intim. Bahkan riset yang dilakukan oleh Universitas Indonesia menunjukkan bahwa 650 ribu perempuan remaja sudah kehilangan keperawanannya.

Dengan kata lain banyak dari mereka yang telah melakukan hubungan seks di luar nikah. Kepala BKKBN, Dr. Sugiri Syarief dalam acara “Workshop Generasi Berencana dan Berkarakter” menyampaikan bahwa 50% dari total ABG yang berusia 15-17 pernah melakukan seks bebas. (nyatanyatafakta.info)

Sebenarnya, momen V-Day ini dijadikan sebagai sebuah alasan dan pembenaran untuk melakukan aktivitas di atas. Free Sex on Valentine? It’s real!

Lagi, budaya latah Muslim Indonesia!

Natal 25 Desember dirayakan, tahun baru 01 Januari pun dirayakan, sekarang V-Day 14 Februari pun dirayakan. Lalu agama apa yang dianut?
Jika ada yang mengatakan bahwa Indonesia tidak punya identitas yang jelas, sepertinya hal tersebut bisa dan sangat mungkin terjadi. Indonesia yang mayoritas muslim beragama Islam, namun justru aktivitas-aktivitas mereka jauh dengan apa dan bagaimana seharusnya seorang muslim. Perayaan-perayaan yang dilakukan pun jauh dari apa yang telah diperintahkan dan digariskan oleh Islam.

Kita melihat fakta ketika bulan Desember lalu, mayoritas kaum muslim di tanah air pun seolah-olah menanggalkan identitas mereka kemudian berpindah agama sesaat untuk merayakan hari raya yang tidak pernah ada di dalam Islam, hari natal.
Padahal natal adalah persoalan aqidah yang dosanya akan sangat memberatkan bagi kaum muslim yang mengaku beragama Islam melakukannya, bahkan bisa jadi jatuh ke dalam kekafiran.

Kemudian pada bulan Januari, kaum muslim pun sibuk merayakan tahun baru yang notabene perayaan tersebut sama sekali tidak ada di dalam Islam. Kaum muslim bersedia menghabiskan waktunya, mengeluarkan uang mereka, pergi bersama teman-teman mereka hanya untuk merayakan sebuah perayaan yang sebenarnya merupakan perayaan orang-orang jahiliah.

Dan kini pada Bulan Februari, mayoritas kaum muslim Indonesia pun bersiap untuk menyambut dan merayakan sebuah perayaan yang sebenarnya sama sekali bukan berasal dari Islam, V-Day.
Mayoritas kaum muslim jauh-jauh hari sudah menyusun rencana apa yang akan mereka lakukan dan acara apa yang akan mereka adakan atau hadiri bersama dengan pasangan mereka. Seolah sepaket dengan hal ini, di kota-kota besar pun berbagai macam suasana dibuat untuk menyambut datangnya V-Day, baik berupa penjualan coklat yang semakin marak sebagai tanda hari V-Day, atau dekorasi toko-toko, mall-mall, yang dibuat sesuai dengan tema V-Day, atau bahkan penjualan kondom yang semakin banyak dan meluas.

Seolah-olah memang benar bahwa Indonesia tidak punya identitas, meniru budaya barat dengan tujuan agar bisa maju dan berkembang seperti dunia barat. Padahal hal tersebut sama sekali tidak berhubungan. Bukti sederhana bahwa Indonesia adalah negara pembebek barat dan hampir kehilangan identitasnya.

Muslim : Say No to Valentine!

Setidaknya ada beberapa alasan mengapa budaya valentine wajib kita tolak. Selain karena efek negatif nya yang luar biasa besar juga yang lebih penting adalah karena budaya ini dilarang di dalam Islam. Dan bagi mereka yang beragama Islam maka budaya ini bersifat haram untuk dilakukan.

Pertama, kita ketahui bahwa valentine berasal dari aqidah paganis (penyembah berhala) kaum romawi yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa cinta mereka kepada berhala yang mereka agungkan selain Allah SWT. 

Artinya barang siapa yang merayakan V-Day maka juga merayakan momen tersebut. Padahal Allah telah berfirman :“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah : 72)

Karena itulah seorang muslim wajib berhati-hati kepada sesuatu yang syirik ataupun aktivitas yang menghantarkan kepada kesyirikan seperti V-Day ini. Tentunya sudah diperingatkan secara tegas oleh Allah dan RasulNya tentang balasan bagi orang yang berbuat syirik, dan sesungguhnya siksa Allah sangatlah pedih dan Allah tidak pernah ingkar janji.

Kedua, bagi kaum muslim, hari raya yang mereka miliki hanyalah dua yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. 

Disitulah kaum muslim memiliki serangkaian aktivitas ibadah, dan ritual sesuai dengan yang telah digariskan oleh Islam. Tentu tidak ada dalam ajaran Islam hari raya selain kedua hal tadi, maka begitu juga V-Day.

Ia sama sekali tidak berhubungan dengan kaum muslimin dan tidak pantas untuk dirayakan kecuali memang ada tuntunan dari Rasulullah bahwa ada keharusan untuk melaksanakan dan merayakan V-Day.

Ada suatu kaidah fiqh yang ma’ruf dikalangan para ulama besar : “Hukum asal ibadah adalah haram (sampai adanya dalil).” Artinya segala macam aktivitas ritual di dalam Islam seperti shalat, zakat, puasa, dan lain sebagainya adalah haram awalnya hingga dalil memerintahkannya.

Sedangkan V-Day sampai sekarang tidak pernah kita temukan dalil dan korelasi aktivitasnya dengan ibadah yang harus dilakukan oleh seorang muslim. Karena itu haram hukumnya untuk melakukan perayaan V-Day.

Ketiga, para ahli sejarah banyak yang memperselisihkan akan dasar awal mula peringatan V-Day ini. 

Bahkan keterkaitan St. Valentine pun diperselisihkan, termasuk sebab dan kisahnya. Ada pula yang menganggapnya tidak pernah terjadi, hal ini membuat kaum nasrani tidak mengakui perayaan paganis yang mereka tiru dari bangsa Romawi paganis.

Para pemuka Nasrani telah menentang perayaan ini karena menyebabkan timbulnya kerusakan akhlak pemuda dan pemudi akibat aktivitas-aktivitas dalam perayaan V-Day ini. Hingga kemudian dilaranglah perayaannya di Italia, pusat Katholik. Lalu kemudian perayaan ini muncul kembali dan tersebar di Eropa, berlanjut menular pada negeri-negeri kaum muslimin.
Bila para pemuka Nasrani –pada masa mereka- saja telah mengingkari adanya budaya perayaan V-Day ini, maka tentu para ulama kaum muslimin dan para cendekiawannya wajib menerangkan hakikatnya dan hukum merayakannya kepada kaum muslimin secara luas.
Sebagaimana wajib bagi kaum muslimin untuk mengingkari dan mengharamkan serta tidak menerima budaya jahiliah ini.

Keempat, sesungguhnya V-Day atau Hari Kasih Sayang adalah sebuah kedok untuk legalnya aktivitas free seks dan aktivitas-aktivitas maksiat lainnya. 

Sebelumnya telah disampaikan bagaimana momen ini dijadikan sebagai sebuah pembenaran atas nama cinta untuk melakukan aktivitas zina dan free seks.
Di sisi lain, budaya ini juga adalah sebuah budaya rusak yang bertujuan untuk menghancurkan generasi pemuda kaum muslim hingga mereka menjadi tukang pesta dan ahli maksiat sehingga perubahan-perubahan besar yang seharusnya bisa mereka bawa demi membangkitkat umat tidak akan pernah terjadi. Padahal Allah berfirman :
“Dan janganlaah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra : 32)

Inilah beberapa alasan mengapa sebagai seorang muslim wajib menolak perayaan V-Day. Tentunya selain karena tidak adanya ajaran di dalam Islam mengenai perayaan hari ini, dan sikap yang tegas dari hukum Islam yang mengharamkan hal ini sebagai alasan utama.
Juga alasan lain berupa fakta kerusakan yang ditimbulkan dari dilaksanakannya Valentine ini. Merebaknya free seks, zina, HIV/AIDS, dan kerusakan-kerusakan lainnya.

V-Day sesungguhnya bukanlah hari pembuktian cinta, atau hari kasih sayang karena justru pada hari ini lah kebanyakan manusia yang mengatakan mereka melakukan aktivitas seperti free seks, zina, dan lainnya atas nama cinta, sedang menodai arti cinta itu sendiri.
Bagaimana mungkin cinta diartikan hanya sebuah pemuasan nafsu belaka? Pemenuhan kebutuhan biologis saja? Dan bagaimana mungkin atas nama cinta semuanya boleh dan legal untuk dilakukan.

Sesungguhnya Islam lah yang mampu menempatkan perasaan cinta pada manusia di tempat yang seharusnya. Islam tidak mengekang apalagi membunuh fitrah manusia untuk mencintai ini, namun juga tidak membiarkannya hingga menjadi tak terbatas dan menggila.
Islam mengaturnya dengan sangat baik, menempatkannya di tempat yang seharusnya, dan menjaganya dengan sangat luar biasa. Hingga sesungguhnya cinta itu benar-benar indah, baik, dan juga membahagiakan.

Cinta yang menjadi pewarna yang begitu baik di dunia, bukan justru yang seringkali menimbulkan kerusakan dan kemaksiatan yang luar biasa besar. Itulah cinta kepada Allah dan RasulNya, mencinta atas dasar aqidah Islam dan keimanan yang kuat.

Jika kita ingin membuktikan cinta kita maka buktikanlah dengan cara-cara yang telah ditetapkan oleh Islam. Dan sesungguhnya bukti cinta paling besar dan berharga adalah dengan taat kepada aturan Allah dalam setiap lini kehidupan, tidak kurang sedikitpun.
Jika saat ini hukum Allah sedang ditanggalkan dan dicampakkan, maka menjadi sebuah kewajiban bagi kaum muslim untuk mengembalikannya di tempat seharusnya, yakni sebagai pengatur tunggal dalam kehidupan manusia.

Itulah perjuangan untuk menerapkan syariat Allah dan menegakkan Khilafah Islamiyah sebagai pelindung dan pelaksana hukum-hukum Allah. Wallahu a’lam bi ash shawab. [Ahmed Widad]

sumber : http://www.voa-islam.com/read/liberalism/2013/02/14/23230/inilah-alasannya-mengapa-muslim-dilarang-merayakan-valentine/#sthash.XStyU5Aw.dpbs