Kamera CCTV

Rabu, 07 Mei 2014

Beberapa Kisah Membanggakan dari Soekarno


Perkenalan singkat tentang Soekarno

Ketika dilahirkan, Soekarno diberikan nama Koesno Sosrodihardjo oleh orangtuanya.Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya.[Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna.Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".

Di kemudian hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah. Sebutan akrab untuk Soekarno adalah Bung Karno.

Kisah-kisah membanggakan dari Soekarno

Kisah 1

TD Pardede, pengusaha terkenal asal Medan yang dekat dengan Bung Karno suatu hari dipanggil mendadak ke Jakarta. 

Setelah berbincang-bincang bersama menteri lainnya, Presiden Republik Indonesia itu mengajak TD Pardede ke pojok ruangan.

“Pardede, bisa kau pinjamkan aku uang ?“ Gelagapan karena langsung ditodong oleh penguasa negeri. 

TD Pardede merogoh saku saku jasnya dan memberikan seribu dollar dari kantongnya. Namun Bung Karno hanya mengambil secukupnya dan mengembalikan sisanya kepada Pardede.

Kisah 2

Satu ajudan terakhir Bung Karno adalah Putu Sugianitri, ex polisi wanita yang setelah Bung Karno tidak menjabat lagi, harus pensiun tanpa kejelasan. Suatu saat setelah tidak menjadi presiden, Bung Karno berjalan-jalan keliling kota dan tiba tiba ingin buah rambutan.

”Tri, beli rambutan.“ ”Uangnya mana ?” tanya si polwan asal Bali itu. ”Sing ngelah pis” kata Bung Karno dalam bahasa Bali yang artinya "Saya tak punya uang." Jadilah sang ajudan memakai uang pribadinya untuk mantan presiden yang tidak memiliki uang.

Kisah 3

Saat Ali Sadikin menjabat Menko Maritim, ia ditanya oleh Bung Karno apakah ia bisa membantu bisnis mertuanya yang berkaitan dengan perijinan pelabuhan. 

Setelah dipelajari, Ali Sadikin mengatakan tidak bisa. Peraturan mengatakan demikian. "Ya sudah, kalau tidak bisa" kata Bung Karno.

Bang Ali berpikir, luar biasa ini manusia. Padahal sebagai presiden ia bisa memaksakan memberi perintah. 

Yang mengagumkan Bung Karno selanjutnya tidak pernah dendam, bahkan kelak mengangkat Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta.

sumber : http://indonesiatanahairku-indonesia.blogspot.com/2013/08/sejumput-kisah-soekarno-yang.html

Baca juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan : jika ingin mengcopy paste artikel ini diwajibkan untuk mencantumkan sumbernya

1. Berkomentar lah dengan baik
2. Jangan ada SARA
3. Dilarang menaruh link aktif
4. Terima kasih